Langsung ke konten utama

Guru dan Ikhlas

                             Miskatunnisa
    Dia gadis desa yang kerap menyukai anak kecil, menurutnya anak kecil adalah malaikat yang kapan saja bisa kita minta didoakan. Nisa begitu ia akrab dipanggil oleh anak didik dan orang di kampungnya.
    Ia seorang guru Bahasa Arab. Sehari-hari ia mengajar di sebuah Sekolah Dasar tepatnya di Desa SukaJati, Pasuruan. Nisa sering melewati pinggir sawah untuk menuju sekolah dasar tersebut.
    Tak ada yang mewah dari seorang Miskatunnisa, setiap pergi mengajar ia hanya membawa keikhlasan dan semangat dalam jiwanya. Salut ya!
    Untuk hari itu, nisa masuk dikelas V A, kelas yang disebut-sebut istimewa atau unggul dibanding kelas yang lainnya. Saat itu, Nisa mengajarkan materi i'rab dan dibarengi dengan keharusan menghafal bagian kitab Tashrif.
    Seorang anak langsung bertanya diawal pembelajaran, maaf ustazah boleh saya bertanya, kata Maulidin. Tentu nak, silakan... Jawab ustazah Nisa dengan senyum termanis.
Ustazah, kenapa kita harus belajar bahasa Arab? Bukankah zaman milenial ini yang di tuntut itu bahasa Inggris ya ustazah?. Maulidin tak sabar menunggu jawaban ustazah nisa.
    Ustazah Nisa menuliskan sesuatu dipapan tulis.. Pelajari olehmu bahasa Arab, karena bahasa Arab adalah bahasa Al Quran dan bagian dari Agama Islam..
    Semua siswa membacanya dengan seksama. Ustazah Nisa pun menjelaskan secara rinci tentang kalimat yang ia tuliskan. Lalu, Naurah menambahkan.. MasyaAllah.. Pantas kita wajib mempelajarinya ya ustazah, karena itu adalah bahasa kita yang sesungguhnya.. Iya nak.. Benar.. Jawab ustazah.
    Pagi itu sungguh indah, ustazah Nisa menambah penjelasan dengan menceritakan kisah Imam Syafi'i dalam mengutamakan akhirat daripada dunia. Siswa Nisa sangat antusias dengan materi hari ini. Benar memang keikhlasan seorang guru bisa menghipnotis siswanya untuk luluh menghormatinya.
    😘😘🌷🌸

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Juanda.. sang "rocker" berhati mulia

Siapa sangka? Seorang pemuda yang penampilannya urak-urakan. Memakai cincin besi sebanyak 6 buah di sisi tangan kanan kirinya, di tambah dengan potongan rambut jigrak keatas menjulang tinggi bagai serabut sapu yang tebal. Kesan yang di salurkan untuknya adalah "cowo gaul". Hehe 😄 Ya.. Juanda. Remaja berusia 22 tahun ini sehari-hari bekerja lewat musik, katanya band etnik, ketika kita mendengar musik dan vokalnya maka telinga agak terasa sedikit perih. Dengan suara vokalisnya sangat melengking membuat kecoa di tepi-tepi kayu lari terbirit-birit mengadu pada Ibunya. Hahaha😀 Namun, profesi tersebut telah ia jalani selama lebih kurang 12 tahun. Band etnik yang di beri nama "Harus Ngetop" ini berjumlah 6 orang anggota. Terdiri dari 1 pemain drum, 1 vokalis, 2 gitaris, 1 pianis, dan 1 pemain gendang tradisional. Lengkap sudah kebahagiaan mereka setiap kali ada undangan untuk tampil. Biasanya mereka di undang ke acara Ulang Tahun anak-anak ataupun...

Ramadhan bagi generasi remaja Muslim

Tak di rencanakan.. Jiwa ingin menulis hari ini, mungkin ini sebatas harapan dan mimpi. Tentang apa? Jelas teman.. Tentang semua yang belum kita pahami, ataukah... Sudah kita pahami, namun belum di jalankan? Sudah paham, namun masih tidak peduli? Hanya hati sendiri yang dapat membisikkan jawabannya.. Saudara... Kembali ke pembahasan sederhana namun sangat di sepelekan. "Aurat"... Masih ada sebagian dari kita yang tak menggubrisnya Ada kalimat yang pernah saya dengar dari seorang remaja.. Ia mengatakan bahwa dalam bulan Ramadhan kita harus menutup aurat, karena membuat dosa dan puasanya batal bagi yang memandang. Demikian penuturannya kepada teman-teman sebayanya. Ya.. Bulan Ramadhan adalah bulan yang istimewa.. Di mana segala doa di ijabah oleh Sang Kuasa. Di mana segala perbuatan ma'ruf di lipatgandakan pahalanya.. Subhanallah wal hamdulillah.. Allahu Akbar. Menyinggung masalah aurat saudaraku Kewajiban menutup aurat dan menjaganya bukanlah hanya pada Ram...

Senyuman

Bismillah.. Sahabat, hari ini akan saya sampaikan sedikit pesan kecil tentang sebuah hal yang sering kita anggap sepele. Tentang sebuah yang terkadang kita lupa untuk melakukannya bahkan tidak menjadikannya budaya. Suatu hari saya ikut ibu belanja di pasar, banyak sekali kerumunan orang di sana sini. Yang datangpun bervariasi, mulai dari orangtua, muda, hingga anak-anak ikut ke pasar. Ini bukan mall teman, ini adalah pasar tradisional. Di mana buah boleh di beli perbiji, dan sayuran boleh di beli perikat. Sekalipun kita membawa uang yang tak seberapa, mereka dengan senang hati menerima tawar-menawar dari kita. Ya, kembali pada fokus pembahasan kita. Senyuman... Sebuah senyuman merupakan muqaddimah pertama yang perlu di budayakan, percayakah Anda? Sebuah survey membuktikan bahwa senyum membuat jiwa lebih muda, ada lagi pendapat yang mengatakan bahwa dengan tersenyum, maka masalah akan pudar bersama indahnya senyuman Anda. Kembali pada pasar, pandangan saya fokus pada seorang ibu berdas...