Langsung ke konten utama

Rindu

Ku tuangkan sedikit teh
Ku tambah gula secukupnya
Dalam keheningan malam
Ku coba nikmati teh itu
Masih terasa hambar...
Ku tuang madu di antaranya
Dan ku ambil sendok untuk menakarnya
Dalam keheningan malam
Masih belum manis
Mulai ku topangkan tangan pada kepala
Ku pandangi langit yang mulai kelam
Seraya kembali meneguk sang minuman idola
Masih juga terasa tak nikmat...
Aku beranjak dari duduk
Kembali dengan membawa sepotong coklat
Ku celupkan dalam teh
Ternyata
Rasanya masih saja sama
Hambar.....
Apa yang membuat hambar?
Tehkah yang terlalu pekat?
Madukah yang lebih?
Atau terlalu maniskah hingga tak sedap?
Ternyata bukan...
Bukan itu
Aku hanya kehilangan sebuah senyuman
Yang mampu memaniskan segalanya
Ya
Senyuman yang mampu mengalahkan gula, madu dan coklat..
Kemudian....
Hati bertanya
Ini apa?
Apa maksudnya?
Nyatanya aku sedang rindu.....
😊😊😄

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sekolah Bahagia

    Berbicara tentang dunia pendidikan memang tidak ada habisnya. Secara esensi, pendidikan adalah martabat sebagai kelangsungan hidup manusia dimuka bumi ini.     Kembali pada rujukan Al Quran dalam surat Al Alaq ayat pertama, Allah telah memerintahkan untuk membaca. Dan membaca adalah bagian dari pendidikan.     Pendidikan tidak lepas dari asas ilmu pengetahuan. Jelas rasanya, dimana ada peserta didik berarti harus lengkap dengan adanya pembimbing atau yang lebih kita kenal dengan sebutan guru.     Nah, mari kita diskusikan tentang sekolah yang bahagia. Tentu harapan setiap siswa merasakan tahap pendidikan yang ideal dan sesuai dengan harapan mereka.     Bagaimana yang dimaksud dengan sekolah bahagia? Sekolah bahagia adalah sekolah yang tidak hanya menyediakan fasilitas mewah atau memadai. Selain guru yang profesional, sekolah bahagia juga perlu memiliki guru dalam mindset yang berbeda.     ...

Senyuman

Bismillah.. Sahabat, hari ini akan saya sampaikan sedikit pesan kecil tentang sebuah hal yang sering kita anggap sepele. Tentang sebuah yang terkadang kita lupa untuk melakukannya bahkan tidak menjadikannya budaya. Suatu hari saya ikut ibu belanja di pasar, banyak sekali kerumunan orang di sana sini. Yang datangpun bervariasi, mulai dari orangtua, muda, hingga anak-anak ikut ke pasar. Ini bukan mall teman, ini adalah pasar tradisional. Di mana buah boleh di beli perbiji, dan sayuran boleh di beli perikat. Sekalipun kita membawa uang yang tak seberapa, mereka dengan senang hati menerima tawar-menawar dari kita. Ya, kembali pada fokus pembahasan kita. Senyuman... Sebuah senyuman merupakan muqaddimah pertama yang perlu di budayakan, percayakah Anda? Sebuah survey membuktikan bahwa senyum membuat jiwa lebih muda, ada lagi pendapat yang mengatakan bahwa dengan tersenyum, maka masalah akan pudar bersama indahnya senyuman Anda. Kembali pada pasar, pandangan saya fokus pada seorang ibu berdas...

Dynamic 😊

   There can be no doubt that all our knowledge begins with experience. For by what should our intelligence be raised to act if not the objects that affeet our sences, so that the impression arises in parr because the objects themselves. Even through all our knowledge begins "with" just as it all comes "from" experience. For it is quite possible that the experience it self is a mixture.    Because it is quite possible there will be other experiences in addition to that determined by the impression of the senses. Experience is the greatest teacher in life. Many loopholes to seek knowledge. Can be when we are in happiness, sadness, and under any circumstances we can learn.    Many people almost fall and despair when faced with a big problem. It is caused by the narrowness of the mind that is not dynamic at all. As a small example, when a person does not graduate in a university, he choose to quit and does not want to go to collage again. This a sillything,...